Keadaan darurat kemungkinan dapat terjadi pada
setiap kegiatan olah raga air dalam hal ini dalam kegiatan renang maupun selam. Secara umum masalah yang
terjadi dalam aktivitas renang/selam terbagi atas :
1.
Masalah alam (Cuaca, keadaan medan dll)
2.
Masalah dari diri sendiri (Fisik, mental,
pengetahuan keterampilan dll)
3.
Masalah dari makhluk lain (binatang dan
tumbuhan)
Masalah umum yang terjadi akibat pengaruh cuaca
a. Kedinginan/Hypotermia
Kedinginan diakibatkan oleh hilangnya
panas tubuh. Hilangnya kesadaran secara
tiba-tiba, bahkan kematian mendadak dapat terjadi setelah seseorang masuk ke
air yang dingin. Berenang atau menyelam
terlalu lama di air yang dingin dapat menyebabkan hilangnya kesadaran bila suhu
tubuh berkurang secara tiba-tiba. Pemakaian
pakaian selam yang sesuai sangat diperlukan, apalagi daerah perairan yang
dingin atau penyelaman dalam. Kedinginan yang amat sangat akan berakibat
kelelahan karena metabolisme tubuh banyak dipakai untuk menghasilkan panas.
Bila terjadi dalam air, hentikan penyelaman dan naik ke permukaan lalu
istirahat. Pulihkan suhu badan dengan menghangatkan tubuh.
b. Terbakar matahari/sunburn
Disebabkan karena sengatan sinar
matahari. Dapat menyebabkan pingsan
akibat dehidrasi. Untuk menghindari diri dari terik
matahari diperlukan pakaian yang dapat meredam panas.Pada saat snorkeling juga
dapat tertimpa terik panas matahari. Gunakan vaselin pelindung kulit karena
panas dapat melindungi kulit. Panas juga dapat meningkatkan metabolisme
sehingga tenaga penyelam cepat habis. Gunakan sunblock, semakin tinggi angka
UVF semakin efektif, tetapi gunakanlah sunblock waterproof. Jika terjadi kondisi sunburn segera membawa
korban ke area teduh, memberi kompres air dingin dan minum air untuk mengurangi
gejala dehidrasi.
c. Heat stroke
Suhu badan yang
meningkat, kulit kering, napas cepat dan pendek mengakibatkan heat stroke dan
biasanya diawali dengan heat exhaustion. Gejalanya adalah gelisah, pucat, mual,
berkeringat dan denyut nadi lemah. Untuk menghindari ini berlindung di
tempat teduh, pemakaian perahu kapal yang ada tempat berteduh sangat efektif.
Minum air untuk mencegah dehidrasi jika waktu menyelam masih lama. Gunakan
pakaian yang tidak menyerap panas (yang baik berwarna putih). Dapat pula
dicegah dengan membasahi topi atau rambut dengan air. Jika terlanjur mengalami heat stroke
penanganannya hampir mirip dengan penanganan pada kasus sunburn.
TINDAKAN
PENYELAMATAN PADA KEGIATAN RENANG
Setidaknya
ada tindakan preventif apabila terjadi kecelakan di air seperti tenggelam. Untuk itu terdapat beberapa sikap renang dari penolong yang selalu disesuaikan dengan cara
memegang korban. Cara memegang korban pada saat menolong ada 4 macam antara
lain:
a) Pegangan pada rambut
Pegangan pada rambut, dilakukan dengan satu
tangan, apabila pegangan dilakukan dengan tangan kiri, maka si penolong berada
di sebelah kiri korban. Dan membawanya ketepi kolam dengan menggunakan gaya
dada atau gaya bebas menyamping. Usahakan posisi korban tubuhnya terlentang,
sehingga mulut dan hidungnya tetap berada di atas permukaan air, pegangan pada
rambut sangat sulit dilakukan kecuali keadaan korban pingsan. Alat keadaan
korban sangat sulit untuk dibawa ke pinggir.
b) Pegangan pada
pelipis
Pegangan pada pelipis, dilakukan dengan
pegangan dua tangan, apabila sudah
berada di belakang korban, segera pegang
pelipisnya dengan dua tangan, kemudian
membawanya ke tepi kolam dengan menggunakan
gaya dada dalam posisi terlentang. Usahakan
mulut dan hidung korban selalu berada di atas permukaan air. Cara menolong dengan
pegangan pada pelipis korban lebih efisien dan efektif dari pada pegangan pada rambut.
c) Pegangan pada dagu
Pegangan pada dagu, dilakukan dengan dua
tangan apabila posisi badan sudah
berada di belakang korban, maka usahakan
tubunya menjadi terlentang, kemudian tangan memegang dagu korban dan segera
dibawa ke tepi kolam dengan gerakan gaya dada terlentang. Cara menolong korban
dengan pegangan pada dagu keuntungannya sama dengan seperti pada pegangan
pelipis.
d) Pegangan pada dada
Pegangan
pada dada, dilakukan dengan cara merangkul dada korban dengan satu tangan.
Apabila merangkul tangan kiri maka posisi tubuh Anda berada di sebelah kiri korban,
kemudian bergerak mebawa korban ke tepi kolam dengan gerakan gaya dada menyamping,
cara menolong ini kurang efisien karena banyak menghabiskan tenaga dan sangat
sulit jika korbannya tidak tenang.
Cara
Menolong yang Efisien dan Efektif untuk Penyelamatan di Kolam
Adanya
kondisi darurat di area kolam terkadang menyebabkan kepanikan yang terkadang
membuat tindakan penyelamatann menjadi terlambat. Oleh karena itu dibutuhkan tindakan
pertolongan lebih efisien dan efektif dengan mempergunakan alat bantu. Alat bantu yang dipergunakan ada 4 macam,
yaitu: (1) Tongkat, (2) Tambang Plastik, (3) Ban, (4) Pelampung.
a)
Tongkat
Alat bantu yang pertama yang harus selalu ada
kegiatan renang berlangsung adalah sebuah tongkat yang panjangnya 1 meter dan
garis tengahnya 2 cm. Digunakan apabila ada peristiwa mendadak dan korban membutuhkan
pertolongan, dimana posisinya dekatsehingga
tinggal menyodorkan tongkat tersebut supaya dapat Dipegang dan menarik
korban ke tepi kolam.
b)
Tambang Plastik
Alat bantu yang kedua adalah tambang plastik,
yang panjangnya 5 meter dan
besarnya sedang. Cara penggunaannya sama dengan tongkat dimana
tambang dilemparkan kepada korban dan ujung tambang dipegang oleh orang yang
berada di tepi kolam. Alat bantu tambang dipergunakan apabila jarak dengan
korban sekitar 3-4 meter. Cara ini juga sangat efisien dan efektif.
c)
Ban
Alat bantu yang ketiga adalah ban yang
diikatkan pada tambang yang panjangnya
15 meter. Cara penggunaannya apabila ada yang
membutuhkan pertolongan
segera ban tersebut dilemparkan ke arah
korban, beri petunjuk supaya masuk ke dalam ban, kemudian tarik ke tepi kolam.
Alat bantu ini sangat efektif karena dapat
sekaligus menolong siswa 2-3 orang di tempat
dalam. Akan tetapi apabila lemparan
kurang tepat penolong harus segera terjun ke dekat korban.
d)
Pelampung
Alat bantu yang keempat ini berupa pelampung
yang tipis atau yang bulat, diikat
dengan tambang plastik yang kecil. Kemudian
diikatkan pada celana renang bila akan dibawa untuk menolong korban. Apabila
pada waktu mengajar renang, tiba-tiba ada siswa yang perlu ditolong, segera mengaitkan
tali pelampung ke belakang celana renang, kemudian segera melompat ke arah
korban. Pelampung diberikan supaya dipegang/dipeluk. Apabila korban sudah
pingsan maka pelampung disimpan di bawah leher korban.
Pertolongan
Pertama pada Kecelakaan
Dalam
sejarah perkembangan olahraga renang, terdapat kemajuan pengetahuan tentang
pertolongan pertama pada kecelakaan. Pertolongan tersebut diberikan pada korban
yang mengalami hal-hal sebagai berikut.
Pingsan
Pingsan dapat terjadi
karena kelelahan saat berenang atau karena mengidap
penyakit lain seperti
typhus atau penyakit ayan. Pertolongannya adalah sebagai berikut, siswa
dibaringkan di tempat yang aman, teduh dan kering. Posisi tubuh terlentang
kepada dimiringkan pakaian renang dikendurkan dibagian yang menghambat
pernapasan dan pada pernapasannya diberikan minyak cologne. Pertolongan pertama
pada korban yang tenggelam adalah sebagai berikut:
a.
Baringkan tubuh korban dalam posisi terlentang serta kepala menghadap ke
belakang
b.
Berikan napas buatan dengan meniupkan udara napas pada mulut korban.
c.
Miringkan kepala korban dan buka mulut korban dengan jari-jari tangan anda
d.
Dalam posisi miring periksa denyut nadi korban pada bagian leher
e.
Periksa mata korban
f.
Lakukan napas buatan yang kedua dengan menekan tulang rusuk dada bagian bawah berulang
kali.
g.
Apabila napas korban sudah normal, ubah posisi terlentang menjadi telungkup
kepala dimiringkan.
h.
Apabila PPPK yang Anda lakukan belum juga berhasil, segera bawa ke dokter atau rumah
sakit terdekat.
Kram
Kram
sering dialami oleh siswa yang sedang belajar renang, terjadi akibat gerak
renang yang melelahkan otot. Kram juga dapat terjadi akibat suhu dingin dan
kekurangan cairan garam di dalam tubuh. Yang paling parah bila terjadi kram
perut,
apabila terjadi kram perut pada siswa saat belajar renang tidak ada alternatif
lain segera dibawa ke dokter.
TINDAKAN
PENYELAMATAN PADA KEGIATAN SELAM
Apabila melihat rekan selam mengalami kesulitan di dalam air
sesegera mungkin memberikan pertolongan dengan terlebih dahulu mengamati
kesulitannya. Yang perlu diperhatikan adalah penyelam yang mengalami kepanikan.
Untuk itu lakukan teknik mendekati penyelam sebagai berikut:
·
Mendekati korban
dengan isyarat/teriakan agar tenang.
·
Setelah dekat dengan
korban katakan pesan yang menenangkan. Seperti “ Oke saya akan membantu,
kamu tenang dulu”.
·
Meraih power inflator
house dan kembangkan BCD.
·
Tarik korban dari arah
posis belakang dengan tetap memberikan pesan yang menenangkan.
·
Setelah dekat
kapal/pantai lepaskan peralatannya.
·
Berikan bantuan untuk
naik ke kapal/pantai.
Dari sekian banyak keadaan darurat yang dapat
terjadi setiap kali menyelam yaitu situasi “tanpa udara” merupakan hal yang
paling riskan penanggulangannya, bertahun-tahun orang memperdebatkan cara apa
yang terbaik untuk dilakukan untuk menghadapi keadaan pada saat “kehabisan
udara” . Pada kenyataannya, tidak ada satu carapun yang disepakati sebagai cara
yang memuaskan dan memberikan jaminan keselamatan bagi penyelam. Persatuan Olah
raga Selam Seluruh Indonesia, menawarkan beberapa cara atau prosedur yang
dianggap “layak” untuk mengatasi keadaan darurat tersebut. Dimana cara untuk menghadapi keadaan darurat dapat
dibedakan dalam dua kategori, yaitu :
1. Dengan ”bantuan”Menghadapi keadaan darurat penyelam dengan
bantuan dibagi menjadi dua ialah :
a.
Octopus Assisted Ascent (OAA)
OAA
dapat dilakukan dalam hal seorang penyelam memberikan bantuan udara kepada
mitranya yang kehabisan udara, melalui “extra second stage” yang lazim disebut
“Octopus”. Karena cara ini relatif aman dan mudah pelaksanaanya dikarenakan
masing-masing penyelam bernafas melalui sebuah “second stage” tersendiri.
b.
Buddy Breathing(BB)
Di lakukan dengan cara bergantian bernafas melalui satu “second stage” dari satu regulator si penolong (donor). Hendaknya terus menerus dilakukan sambil naik kepermukaan secara terkendali, karena itu Buddy Breathing sering juga disebut buddy breathing ascent (BBA).
Di lakukan dengan cara bergantian bernafas melalui satu “second stage” dari satu regulator si penolong (donor). Hendaknya terus menerus dilakukan sambil naik kepermukaan secara terkendali, karena itu Buddy Breathing sering juga disebut buddy breathing ascent (BBA).
2.
Dengan “Berdikari”
Cara menghadapi keadaan darurat yang terjadi dalam penyelaman, khususnya kehabisan udara, mungkin harus dilakukan sendiri oleh penderita, dalam hal ini tidak ada lagi mitra yang bisa dimintai bantuan.
a. Emergency Swimming Ascent (ESA)
Ini adalah cara menghadapi keadaan darurat secara berdikari yang terpenting dimana si penyelam yang kehabisan udara berenang kepermukaan secara terkendali sambil terus menerus menghembuskan udara keluar, untuk menjaga agar tidak terjadi pengembangan paru-paru yang berlebihan.
b. Buoyancy Ascent (BA)
Adalah prosedur “berdikari” pilihan terahkir. Dilakukan dengan cara membuang Weight belt dan menggunakan daya apung positif yang diperoleh dengan mengembangkan BC di kedalaman. Buoyency ascent dipraktekan jika penyelam serius melakukan bahwa ia tidak mungkin dapat mencapai permukaan dengan berenang. Buoyency ascent dari kedalaman sangat berbahaya karena ada kemungkinan gerak laju kepermukaan akan menjadi tidak terkendali. Buoyency ascent ini sering disebut juga emergency atau exhaling buoyency ascent.
Cara menghadapi keadaan darurat yang terjadi dalam penyelaman, khususnya kehabisan udara, mungkin harus dilakukan sendiri oleh penderita, dalam hal ini tidak ada lagi mitra yang bisa dimintai bantuan.
a. Emergency Swimming Ascent (ESA)
Ini adalah cara menghadapi keadaan darurat secara berdikari yang terpenting dimana si penyelam yang kehabisan udara berenang kepermukaan secara terkendali sambil terus menerus menghembuskan udara keluar, untuk menjaga agar tidak terjadi pengembangan paru-paru yang berlebihan.
b. Buoyancy Ascent (BA)
Adalah prosedur “berdikari” pilihan terahkir. Dilakukan dengan cara membuang Weight belt dan menggunakan daya apung positif yang diperoleh dengan mengembangkan BC di kedalaman. Buoyency ascent dipraktekan jika penyelam serius melakukan bahwa ia tidak mungkin dapat mencapai permukaan dengan berenang. Buoyency ascent dari kedalaman sangat berbahaya karena ada kemungkinan gerak laju kepermukaan akan menjadi tidak terkendali. Buoyency ascent ini sering disebut juga emergency atau exhaling buoyency ascent.
Resusitasi Jantung Paru (CPR)
Bila korban tenggelam tindakan pertama adalah membawa korban ke
tempat yang aman (dapat dilakukan dalam air jika jarak ke kapal/darat jauh) dan
periksa pernapasan. Bila tidak bernapas lakukan bantuan napas mulut ke mulut.
Berikan awalan dua hembusan kemudian satu hembusan tiap lima detik. Panggil
orang lain untuk menolong/ memanggil ambulan.
Setelah memberikan bantuan napas, periksa denyut nadi. Bila tidak
terdapat denyut nadi maka harus dilakukan kompresi jantung dari luar. Kompresi jantung dari luar harus dilakukan
harus dilakukan oleh orang ahli/mengetahui cara. Seorang penyelam diharuskan
mengetahui hal ini. Kompresi jantung dikombinasikan dengan pemberian napas
mulut ke mulut. Berikan awalan dua hembusan dengan 30 kompresi. untuk penolong
dua orang, awalan dua hembusan, dan 15 kompresi kemudian diulang sampai 3
siklus (hembusan + napas). Cek keefektifan kompresi dengan meraba nadi.
Sumber pustaka :
1. Pelatihan dasar-dasar keamanan air bagi pengawas kolam renang (life
guard) se-DIY oleh: Ermawan Susanto FIK Universitas Negeri
Yogyakarta
2. Petunjuk
Umum selam olahraga oleh: Dewan Instruktur Selam Indonesia
MENGATASI KEADAAN DARURAT
DALAM
KEGIATAN RENANG DAN SELAM
Keadaan darurat kemungkinan dapat terjadi pada
setiap kegiatan olah raga air dalam hal ini dalam kegiatan renang maupun selam. Secara umum masalah yang
terjadi dalam aktivitas renang/selam terbagi atas :
1.
Masalah alam (Cuaca, keadaan medan dll)
2.
Masalah dari diri sendiri (Fisik, mental,
pengetahuan keterampilan dll)
3.
Masalah dari makhluk lain (binatang dan
tumbuhan)
Masalah umum yang terjadi akibat pengaruh cuaca
a. Kedinginan/Hypotermia
Kedinginan diakibatkan oleh hilangnya
panas tubuh. Hilangnya kesadaran secara
tiba-tiba, bahkan kematian mendadak dapat terjadi setelah seseorang masuk ke
air yang dingin. Berenang atau menyelam
terlalu lama di air yang dingin dapat menyebabkan hilangnya kesadaran bila suhu
tubuh berkurang secara tiba-tiba. Pemakaian
pakaian selam yang sesuai sangat diperlukan, apalagi daerah perairan yang
dingin atau penyelaman dalam. Kedinginan yang amat sangat akan berakibat
kelelahan karena metabolisme tubuh banyak dipakai untuk menghasilkan panas.
Bila terjadi dalam air, hentikan penyelaman dan naik ke permukaan lalu
istirahat. Pulihkan suhu badan dengan menghangatkan tubuh.
b. Terbakar matahari/sunburn
Disebabkan karena sengatan sinar
matahari. Dapat menyebabkan pingsan
akibat dehidrasi. Untuk menghindari diri dari terik
matahari diperlukan pakaian yang dapat meredam panas.Pada saat snorkeling juga
dapat tertimpa terik panas matahari. Gunakan vaselin pelindung kulit karena
panas dapat melindungi kulit. Panas juga dapat meningkatkan metabolisme
sehingga tenaga penyelam cepat habis. Gunakan sunblock, semakin tinggi angka
UVF semakin efektif, tetapi gunakanlah sunblock waterproof. Jika terjadi kondisi sunburn segera membawa
korban ke area teduh, memberi kompres air dingin dan minum air untuk mengurangi
gejala dehidrasi.
c. Heat stroke
Suhu badan yang
meningkat, kulit kering, napas cepat dan pendek mengakibatkan heat stroke dan
biasanya diawali dengan heat exhaustion. Gejalanya adalah gelisah, pucat, mual,
berkeringat dan denyut nadi lemah. Untuk menghindari ini berlindung di
tempat teduh, pemakaian perahu kapal yang ada tempat berteduh sangat efektif.
Minum air untuk mencegah dehidrasi jika waktu menyelam masih lama. Gunakan
pakaian yang tidak menyerap panas (yang baik berwarna putih). Dapat pula
dicegah dengan membasahi topi atau rambut dengan air. Jika terlanjur mengalami heat stroke
penanganannya hampir mirip dengan penanganan pada kasus sunburn.
TINDAKAN
PENYELAMATAN PADA KEGIATAN RENANG
Setidaknya
ada tindakan preventif apabila terjadi kecelakan di air seperti tenggelam. Untuk itu terdapat beberapa sikap renang dari penolong yang selalu disesuaikan dengan cara
memegang korban. Cara memegang korban pada saat menolong ada 4 macam antara
lain:
a) Pegangan pada rambut
Pegangan pada rambut, dilakukan dengan satu
tangan, apabila pegangan dilakukan dengan tangan kiri, maka si penolong berada
di sebelah kiri korban. Dan membawanya ketepi kolam dengan menggunakan gaya
dada atau gaya bebas menyamping. Usahakan posisi korban tubuhnya terlentang,
sehingga mulut dan hidungnya tetap berada di atas permukaan air, pegangan pada
rambut sangat sulit dilakukan kecuali keadaan korban pingsan. Alat keadaan
korban sangat sulit untuk dibawa ke pinggir.
b) Pegangan pada
pelipis
Pegangan pada pelipis, dilakukan dengan
pegangan dua tangan, apabila sudah
berada di belakang korban, segera pegang
pelipisnya dengan dua tangan, kemudian
membawanya ke tepi kolam dengan menggunakan
gaya dada dalam posisi terlentang. Usahakan
mulut dan hidung korban selalu berada di atas permukaan air. Cara menolong dengan
pegangan pada pelipis korban lebih efisien dan efektif dari pada pegangan pada rambut.
c) Pegangan pada dagu
Pegangan pada dagu, dilakukan dengan dua
tangan apabila posisi badan sudah
berada di belakang korban, maka usahakan
tubunya menjadi terlentang, kemudian tangan memegang dagu korban dan segera
dibawa ke tepi kolam dengan gerakan gaya dada terlentang. Cara menolong korban
dengan pegangan pada dagu keuntungannya sama dengan seperti pada pegangan
pelipis.
d) Pegangan pada dada
Pegangan
pada dada, dilakukan dengan cara merangkul dada korban dengan satu tangan.
Apabila merangkul tangan kiri maka posisi tubuh Anda berada di sebelah kiri korban,
kemudian bergerak mebawa korban ke tepi kolam dengan gerakan gaya dada menyamping,
cara menolong ini kurang efisien karena banyak menghabiskan tenaga dan sangat
sulit jika korbannya tidak tenang.
Cara
Menolong yang Efisien dan Efektif untuk Penyelamatan di Kolam
Adanya
kondisi darurat di area kolam terkadang menyebabkan kepanikan yang terkadang
membuat tindakan penyelamatann menjadi terlambat. Oleh karena itu dibutuhkan tindakan
pertolongan lebih efisien dan efektif dengan mempergunakan alat bantu. Alat bantu yang dipergunakan ada 4 macam,
yaitu: (1) Tongkat, (2) Tambang Plastik, (3) Ban, (4) Pelampung.
a)
Tongkat
Alat bantu yang pertama yang harus selalu ada
kegiatan renang berlangsung adalah sebuah tongkat yang panjangnya 1 meter dan
garis tengahnya 2 cm. Digunakan apabila ada peristiwa mendadak dan korban membutuhkan
pertolongan, dimana posisinya dekatsehingga
tinggal menyodorkan tongkat tersebut supaya dapat Dipegang dan menarik
korban ke tepi kolam.
b)
Tambang Plastik
Alat bantu yang kedua adalah tambang plastik,
yang panjangnya 5 meter dan
besarnya sedang. Cara penggunaannya sama dengan tongkat dimana
tambang dilemparkan kepada korban dan ujung tambang dipegang oleh orang yang
berada di tepi kolam. Alat bantu tambang dipergunakan apabila jarak dengan
korban sekitar 3-4 meter. Cara ini juga sangat efisien dan efektif.
c)
Ban
Alat bantu yang ketiga adalah ban yang
diikatkan pada tambang yang panjangnya
15 meter. Cara penggunaannya apabila ada yang
membutuhkan pertolongan
segera ban tersebut dilemparkan ke arah
korban, beri petunjuk supaya masuk ke dalam ban, kemudian tarik ke tepi kolam.
Alat bantu ini sangat efektif karena dapat
sekaligus menolong siswa 2-3 orang di tempat
dalam. Akan tetapi apabila lemparan
kurang tepat penolong harus segera terjun ke dekat korban.
d)
Pelampung
Alat bantu yang keempat ini berupa pelampung
yang tipis atau yang bulat, diikat
dengan tambang plastik yang kecil. Kemudian
diikatkan pada celana renang bila akan dibawa untuk menolong korban. Apabila
pada waktu mengajar renang, tiba-tiba ada siswa yang perlu ditolong, segera mengaitkan
tali pelampung ke belakang celana renang, kemudian segera melompat ke arah
korban. Pelampung diberikan supaya dipegang/dipeluk. Apabila korban sudah
pingsan maka pelampung disimpan di bawah leher korban.
Pertolongan
Pertama pada Kecelakaan
Dalam
sejarah perkembangan olahraga renang, terdapat kemajuan pengetahuan tentang
pertolongan pertama pada kecelakaan. Pertolongan tersebut diberikan pada korban
yang mengalami hal-hal sebagai berikut.
Pingsan
Pingsan dapat terjadi
karena kelelahan saat berenang atau karena mengidap
penyakit lain seperti
typhus atau penyakit ayan. Pertolongannya adalah sebagai berikut, siswa
dibaringkan di tempat yang aman, teduh dan kering. Posisi tubuh terlentang
kepada dimiringkan pakaian renang dikendurkan dibagian yang menghambat
pernapasan dan pada pernapasannya diberikan minyak cologne. Pertolongan pertama
pada korban yang tenggelam adalah sebagai berikut:
a.
Baringkan tubuh korban dalam posisi terlentang serta kepala menghadap ke
belakang
b.
Berikan napas buatan dengan meniupkan udara napas pada mulut korban.
c.
Miringkan kepala korban dan buka mulut korban dengan jari-jari tangan anda
d.
Dalam posisi miring periksa denyut nadi korban pada bagian leher
e.
Periksa mata korban
f.
Lakukan napas buatan yang kedua dengan menekan tulang rusuk dada bagian bawah berulang
kali.
g.
Apabila napas korban sudah normal, ubah posisi terlentang menjadi telungkup
kepala dimiringkan.
h.
Apabila PPPK yang Anda lakukan belum juga berhasil, segera bawa ke dokter atau rumah
sakit terdekat.
Kram
Kram
sering dialami oleh siswa yang sedang belajar renang, terjadi akibat gerak
renang yang melelahkan otot. Kram juga dapat terjadi akibat suhu dingin dan
kekurangan cairan garam di dalam tubuh. Yang paling parah bila terjadi kram
perut,
apabila terjadi kram perut pada siswa saat belajar renang tidak ada alternatif
lain segera dibawa ke dokter.
TINDAKAN
PENYELAMATAN PADA KEGIATAN SELAM
Apabila melihat rekan selam mengalami kesulitan di dalam air
sesegera mungkin memberikan pertolongan dengan terlebih dahulu mengamati
kesulitannya. Yang perlu diperhatikan adalah penyelam yang mengalami kepanikan.
Untuk itu lakukan teknik mendekati penyelam sebagai berikut:
·
Mendekati korban
dengan isyarat/teriakan agar tenang.
·
Setelah dekat dengan
korban katakan pesan yang menenangkan. Seperti “ Oke saya akan membantu,
kamu tenang dulu”.
·
Meraih power inflator
house dan kembangkan BCD.
·
Tarik korban dari arah
posis belakang dengan tetap memberikan pesan yang menenangkan.
·
Setelah dekat
kapal/pantai lepaskan peralatannya.
·
Berikan bantuan untuk
naik ke kapal/pantai.
Dari sekian banyak keadaan darurat yang dapat
terjadi setiap kali menyelam yaitu situasi “tanpa udara” merupakan hal yang
paling riskan penanggulangannya, bertahun-tahun orang memperdebatkan cara apa
yang terbaik untuk dilakukan untuk menghadapi keadaan pada saat “kehabisan
udara” . Pada kenyataannya, tidak ada satu carapun yang disepakati sebagai cara
yang memuaskan dan memberikan jaminan keselamatan bagi penyelam. Persatuan Olah
raga Selam Seluruh Indonesia, menawarkan beberapa cara atau prosedur yang
dianggap “layak” untuk mengatasi keadaan darurat tersebut. Dimana cara untuk menghadapi keadaan darurat dapat
dibedakan dalam dua kategori, yaitu :
1. Dengan ”bantuan”Menghadapi keadaan darurat penyelam dengan
bantuan dibagi menjadi dua ialah :
a.
Octopus Assisted Ascent (OAA)
OAA
dapat dilakukan dalam hal seorang penyelam memberikan bantuan udara kepada
mitranya yang kehabisan udara, melalui “extra second stage” yang lazim disebut
“Octopus”. Karena cara ini relatif aman dan mudah pelaksanaanya dikarenakan
masing-masing penyelam bernafas melalui sebuah “second stage” tersendiri.
b.
Buddy Breathing(BB)
Di lakukan dengan cara bergantian bernafas melalui satu “second stage” dari satu regulator si penolong (donor). Hendaknya terus menerus dilakukan sambil naik kepermukaan secara terkendali, karena itu Buddy Breathing sering juga disebut buddy breathing ascent (BBA).
Di lakukan dengan cara bergantian bernafas melalui satu “second stage” dari satu regulator si penolong (donor). Hendaknya terus menerus dilakukan sambil naik kepermukaan secara terkendali, karena itu Buddy Breathing sering juga disebut buddy breathing ascent (BBA).
2.
Dengan “Berdikari”
Cara menghadapi keadaan darurat yang terjadi dalam penyelaman, khususnya kehabisan udara, mungkin harus dilakukan sendiri oleh penderita, dalam hal ini tidak ada lagi mitra yang bisa dimintai bantuan.
a. Emergency Swimming Ascent (ESA)
Ini adalah cara menghadapi keadaan darurat secara berdikari yang terpenting dimana si penyelam yang kehabisan udara berenang kepermukaan secara terkendali sambil terus menerus menghembuskan udara keluar, untuk menjaga agar tidak terjadi pengembangan paru-paru yang berlebihan.
b. Buoyancy Ascent (BA)
Adalah prosedur “berdikari” pilihan terahkir. Dilakukan dengan cara membuang Weight belt dan menggunakan daya apung positif yang diperoleh dengan mengembangkan BC di kedalaman. Buoyency ascent dipraktekan jika penyelam serius melakukan bahwa ia tidak mungkin dapat mencapai permukaan dengan berenang. Buoyency ascent dari kedalaman sangat berbahaya karena ada kemungkinan gerak laju kepermukaan akan menjadi tidak terkendali. Buoyency ascent ini sering disebut juga emergency atau exhaling buoyency ascent.
Cara menghadapi keadaan darurat yang terjadi dalam penyelaman, khususnya kehabisan udara, mungkin harus dilakukan sendiri oleh penderita, dalam hal ini tidak ada lagi mitra yang bisa dimintai bantuan.
a. Emergency Swimming Ascent (ESA)
Ini adalah cara menghadapi keadaan darurat secara berdikari yang terpenting dimana si penyelam yang kehabisan udara berenang kepermukaan secara terkendali sambil terus menerus menghembuskan udara keluar, untuk menjaga agar tidak terjadi pengembangan paru-paru yang berlebihan.
b. Buoyancy Ascent (BA)
Adalah prosedur “berdikari” pilihan terahkir. Dilakukan dengan cara membuang Weight belt dan menggunakan daya apung positif yang diperoleh dengan mengembangkan BC di kedalaman. Buoyency ascent dipraktekan jika penyelam serius melakukan bahwa ia tidak mungkin dapat mencapai permukaan dengan berenang. Buoyency ascent dari kedalaman sangat berbahaya karena ada kemungkinan gerak laju kepermukaan akan menjadi tidak terkendali. Buoyency ascent ini sering disebut juga emergency atau exhaling buoyency ascent.
Resusitasi Jantung Paru (CPR)
Bila korban tenggelam tindakan pertama adalah membawa korban ke
tempat yang aman (dapat dilakukan dalam air jika jarak ke kapal/darat jauh) dan
periksa pernapasan. Bila tidak bernapas lakukan bantuan napas mulut ke mulut.
Berikan awalan dua hembusan kemudian satu hembusan tiap lima detik. Panggil
orang lain untuk menolong/ memanggil ambulan.
Setelah memberikan bantuan napas, periksa denyut nadi. Bila tidak
terdapat denyut nadi maka harus dilakukan kompresi jantung dari luar. Kompresi jantung dari luar harus dilakukan
harus dilakukan oleh orang ahli/mengetahui cara. Seorang penyelam diharuskan
mengetahui hal ini. Kompresi jantung dikombinasikan dengan pemberian napas
mulut ke mulut. Berikan awalan dua hembusan dengan 30 kompresi. untuk penolong
dua orang, awalan dua hembusan, dan 15 kompresi kemudian diulang sampai 3
siklus (hembusan + napas). Cek keefektifan kompresi dengan meraba nadi.
Sumber pustaka :
1. Pelatihan dasar-dasar keamanan air bagi pengawas kolam renang (life
guard) se-DIY oleh: Ermawan Susanto FIK Universitas Negeri
Yogyakarta
2. Petunjuk
Umum selam olahraga oleh: Dewan Instruktur Selam Indonesia
kalau bisa postingan nya jangan di copas gan , jadi ada putih gitu deh :D hehehe
BalasHapustapi keren artikelnya gan.
keep posting ya gan
jangan lupa mampir ke www.asikbookie.com ya gan
terima kasih :)