Rabu, 17 Oktober 2012

MENGATASI KEADAAN DARURAT DALAM KEGIATAN RENANG DAN SELAM

MENGATASI KEADAAN DARURAT DALAM KEGIATAN RENANG DAN SELAM
Keadaan darurat kemungkinan dapat terjadi pada setiap kegiatan olah raga air dalam hal ini dalam kegiatan renang maupun selam.  Secara umum masalah yang terjadi dalam aktivitas renang/selam terbagi atas :
1.     Masalah alam (Cuaca, keadaan medan dll)
2.     Masalah dari diri sendiri (Fisik, mental, pengetahuan keterampilan dll)
3.    Masalah dari makhluk lain (binatang dan tumbuhan)


Masalah umum yang terjadi  akibat pengaruh cuaca
a.    Kedinginan/Hypotermia
      Kedinginan diakibatkan oleh hilangnya panas tubuh.  Hilangnya kesadaran secara tiba-tiba, bahkan kematian mendadak dapat terjadi setelah seseorang masuk ke air yang dingin.  Berenang atau menyelam terlalu lama di air yang dingin dapat menyebabkan hilangnya kesadaran bila suhu tubuh berkurang secara tiba-tiba.  Pemakaian pakaian selam yang sesuai sangat diperlukan, apalagi daerah perairan yang dingin atau penyelaman dalam. Kedinginan yang amat sangat akan berakibat kelelahan karena metabolisme tubuh banyak dipakai untuk menghasilkan panas. Bila terjadi dalam air, hentikan penyelaman dan naik ke permukaan lalu istirahat. Pulihkan suhu badan dengan menghangatkan tubuh.
b.    Terbakar matahari/sunburn
      Disebabkan karena sengatan sinar matahari.  Dapat menyebabkan pingsan akibat dehidrasi.  Untuk menghindari diri dari terik matahari diperlukan pakaian yang dapat meredam panas.Pada saat snorkeling juga dapat tertimpa terik panas matahari. Gunakan vaselin pelindung kulit karena panas dapat melindungi kulit. Panas juga dapat meningkatkan metabolisme sehingga tenaga penyelam cepat habis. Gunakan sunblock, semakin tinggi angka UVF semakin efektif, tetapi gunakanlah sunblock waterproof.  Jika terjadi kondisi sunburn segera membawa korban ke area teduh, memberi kompres air dingin dan minum air untuk mengurangi gejala dehidrasi.
c.    Heat stroke
      Suhu badan yang meningkat, kulit kering, napas cepat dan pendek mengakibatkan heat stroke dan biasanya diawali dengan heat exhaustion. Gejalanya adalah gelisah, pucat, mual, berkeringat dan denyut nadi lemah. Untuk menghindari ini berlindung di tempat teduh, pemakaian perahu kapal yang ada tempat berteduh sangat efektif. Minum air untuk mencegah dehidrasi jika waktu menyelam masih lama. Gunakan pakaian yang tidak menyerap panas (yang baik berwarna putih). Dapat pula dicegah dengan membasahi topi atau rambut dengan air.   Jika terlanjur mengalami heat stroke penanganannya hampir mirip dengan penanganan pada kasus sunburn.

TINDAKAN PENYELAMATAN PADA KEGIATAN RENANG
Setidaknya ada tindakan preventif apabila terjadi kecelakan di air seperti tenggelam.  Untuk itu  terdapat beberapa sikap renang dari  penolong yang selalu disesuaikan dengan cara memegang korban. Cara memegang korban pada saat menolong ada 4 macam antara lain:
a) Pegangan pada rambut
Pegangan pada rambut, dilakukan dengan satu tangan, apabila pegangan dilakukan dengan tangan kiri, maka si penolong berada di sebelah kiri korban. Dan membawanya ketepi kolam dengan menggunakan gaya dada atau gaya bebas menyamping. Usahakan posisi korban tubuhnya terlentang, sehingga mulut dan hidungnya tetap berada di atas permukaan air, pegangan pada rambut sangat sulit dilakukan kecuali keadaan korban pingsan. Alat keadaan korban sangat sulit untuk dibawa ke pinggir.
b) Pegangan pada pelipis
Pegangan pada pelipis, dilakukan dengan pegangan dua tangan, apabila sudah
berada di belakang korban, segera pegang pelipisnya dengan dua tangan, kemudian
membawanya ke tepi kolam dengan menggunakan gaya dada dalam posisi terlentang.  Usahakan mulut dan hidung korban selalu berada di atas permukaan air. Cara menolong dengan pegangan pada pelipis korban lebih efisien dan efektif dari pada pegangan pada rambut.
c) Pegangan pada dagu
Pegangan pada dagu, dilakukan dengan dua tangan apabila posisi badan sudah
berada di belakang korban, maka usahakan tubunya menjadi terlentang, kemudian tangan memegang dagu korban dan segera dibawa ke tepi kolam dengan gerakan gaya dada terlentang. Cara menolong korban dengan pegangan pada dagu keuntungannya sama dengan seperti pada pegangan pelipis.
d) Pegangan pada dada
Pegangan pada dada, dilakukan dengan cara merangkul dada korban dengan satu tangan. Apabila merangkul tangan kiri maka posisi tubuh Anda berada di sebelah kiri korban, kemudian bergerak mebawa korban ke tepi kolam dengan gerakan gaya dada menyamping, cara menolong ini kurang efisien karena banyak menghabiskan tenaga dan sangat sulit jika korbannya tidak tenang.


Cara Menolong yang Efisien dan Efektif untuk Penyelamatan di Kolam

Adanya kondisi darurat di area kolam terkadang menyebabkan kepanikan yang terkadang membuat tindakan penyelamatann menjadi terlambat.  Oleh karena itu dibutuhkan tindakan pertolongan lebih efisien dan efektif dengan mempergunakan alat bantu.   Alat bantu yang dipergunakan ada 4 macam, yaitu: (1) Tongkat, (2) Tambang Plastik, (3) Ban, (4) Pelampung.

a) Tongkat
Alat bantu yang pertama yang harus selalu ada kegiatan renang berlangsung adalah sebuah tongkat yang panjangnya 1 meter dan garis tengahnya 2 cm. Digunakan apabila ada peristiwa mendadak dan korban membutuhkan pertolongan, dimana posisinya dekatsehingga  tinggal menyodorkan tongkat tersebut supaya dapat Dipegang dan menarik korban ke tepi kolam.

b) Tambang Plastik
Alat bantu yang kedua adalah tambang plastik, yang panjangnya 5 meter dan
besarnya sedang.  Cara penggunaannya sama dengan tongkat dimana tambang dilemparkan kepada korban dan ujung tambang dipegang oleh orang yang berada di tepi kolam. Alat bantu tambang dipergunakan apabila jarak dengan korban sekitar 3-4 meter. Cara ini juga sangat efisien dan efektif.

c) Ban
Alat bantu yang ketiga adalah ban yang diikatkan pada tambang yang panjangnya
15 meter.  Cara penggunaannya apabila ada yang membutuhkan pertolongan
segera ban tersebut dilemparkan ke arah korban, beri petunjuk supaya masuk ke dalam ban, kemudian tarik ke tepi kolam. Alat bantu ini sangat efektif karena dapat
sekaligus menolong siswa 2-3 orang di tempat dalam.  Akan tetapi apabila lemparan kurang tepat penolong harus segera terjun ke dekat korban.

d) Pelampung
Alat bantu yang keempat ini berupa pelampung yang tipis atau yang bulat, diikat
dengan tambang plastik yang kecil. Kemudian diikatkan pada celana renang bila akan dibawa untuk menolong korban. Apabila pada waktu mengajar renang, tiba-tiba ada siswa yang perlu ditolong, segera mengaitkan tali pelampung ke belakang celana renang, kemudian segera melompat ke arah korban. Pelampung diberikan supaya dipegang/dipeluk. Apabila korban sudah pingsan maka pelampung disimpan di bawah leher korban.

Pertolongan Pertama pada Kecelakaan

            Dalam sejarah perkembangan olahraga renang, terdapat kemajuan pengetahuan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan. Pertolongan tersebut diberikan pada korban yang mengalami hal-hal sebagai berikut.

Pingsan
Pingsan dapat terjadi karena kelelahan saat berenang atau karena mengidap
penyakit lain seperti typhus atau penyakit ayan. Pertolongannya adalah sebagai berikut, siswa dibaringkan di tempat yang aman, teduh dan kering. Posisi tubuh terlentang kepada dimiringkan pakaian renang dikendurkan dibagian yang menghambat pernapasan dan pada pernapasannya diberikan minyak cologne. Pertolongan pertama pada korban yang tenggelam adalah sebagai berikut:
a. Baringkan tubuh korban dalam posisi terlentang serta kepala menghadap ke belakang
b. Berikan napas buatan dengan meniupkan udara napas pada mulut korban.
c. Miringkan kepala korban dan buka mulut korban dengan jari-jari tangan anda
d. Dalam posisi miring periksa denyut nadi korban pada bagian leher
e. Periksa mata korban
f. Lakukan napas buatan yang kedua dengan menekan tulang rusuk dada bagian bawah berulang kali.
g. Apabila napas korban sudah normal, ubah posisi terlentang menjadi telungkup kepala dimiringkan.
h. Apabila PPPK yang Anda lakukan belum juga berhasil, segera bawa ke dokter atau rumah sakit terdekat.

Kram
Kram sering dialami oleh siswa yang sedang belajar renang, terjadi akibat gerak renang yang melelahkan otot. Kram juga dapat terjadi akibat suhu dingin dan kekurangan cairan garam di dalam tubuh. Yang paling parah bila terjadi kram
perut, apabila terjadi kram perut pada siswa saat belajar renang tidak ada alternatif lain segera dibawa ke dokter.


TINDAKAN PENYELAMATAN PADA KEGIATAN SELAM
Apabila melihat rekan selam mengalami kesulitan di dalam air sesegera mungkin memberikan pertolongan dengan terlebih dahulu mengamati kesulitannya. Yang perlu diperhatikan adalah penyelam yang mengalami kepanikan. Untuk itu lakukan teknik mendekati penyelam sebagai berikut:
·            Mendekati korban dengan isyarat/teriakan agar tenang.
·            Setelah dekat dengan korban katakan pesan yang menenangkan. Seperti “ Oke saya akan membantu,  kamu tenang dulu”.
·            Meraih power inflator house dan kembangkan BCD.
·            Tarik korban dari arah posis belakang dengan tetap memberikan pesan yang menenangkan.
·            Setelah dekat kapal/pantai lepaskan peralatannya.
·            Berikan bantuan untuk naik ke kapal/pantai.


Dari sekian banyak keadaan darurat yang dapat terjadi setiap kali menyelam yaitu situasi “tanpa udara” merupakan hal yang paling riskan penanggulangannya, bertahun-tahun orang memperdebatkan cara apa yang terbaik untuk dilakukan untuk menghadapi keadaan pada saat “kehabisan udara” . Pada kenyataannya, tidak ada satu carapun yang disepakati sebagai cara yang memuaskan dan memberikan jaminan keselamatan bagi penyelam. Persatuan Olah raga Selam Seluruh Indonesia, menawarkan beberapa cara atau prosedur yang dianggap “layak” untuk mengatasi keadaan  darurat tersebut.  Dimana cara untuk menghadapi keadaan darurat dapat dibedakan dalam dua kategori, yaitu :

1. Dengan ”bantuan”Menghadapi keadaan darurat penyelam dengan bantuan dibagi menjadi dua ialah :
a. Octopus Assisted Ascent (OAA)
OAA dapat dilakukan dalam hal seorang penyelam memberikan bantuan udara kepada mitranya yang kehabisan udara, melalui “extra second stage” yang lazim disebut “Octopus”. Karena cara ini relatif aman dan mudah pelaksanaanya dikarenakan masing-masing penyelam bernafas melalui sebuah “second stage” tersendiri.
b. Buddy Breathing(BB)
Di lakukan dengan cara bergantian bernafas melalui satu “second stage” dari satu regulator si penolong (donor). Hendaknya terus menerus dilakukan sambil naik kepermukaan secara terkendali, karena itu Buddy Breathing sering juga disebut buddy breathing ascent (BBA).

2.        Dengan “Berdikari”
Cara menghadapi keadaan darurat yang terjadi dalam penyelaman, khususnya kehabisan udara, mungkin harus dilakukan sendiri oleh penderita, dalam hal ini tidak ada lagi mitra yang bisa dimintai bantuan.
a. Emergency Swimming Ascent (ESA)
Ini adalah cara menghadapi keadaan darurat secara berdikari yang terpenting dimana si penyelam yang kehabisan udara berenang kepermukaan secara terkendali sambil terus menerus menghembuskan udara keluar, untuk menjaga agar tidak terjadi pengembangan paru-paru yang berlebihan.
b. Buoyancy Ascent (BA)
Adalah prosedur “berdikari” pilihan terahkir. Dilakukan dengan cara membuang Weight belt dan menggunakan daya apung positif yang diperoleh dengan mengembangkan BC di kedalaman. Buoyency ascent dipraktekan jika penyelam serius melakukan bahwa ia tidak mungkin dapat mencapai permukaan dengan berenang. Buoyency ascent dari kedalaman sangat berbahaya karena ada kemungkinan gerak laju kepermukaan akan menjadi tidak terkendali. Buoyency ascent ini sering disebut juga emergency atau exhaling buoyency ascent.


Resusitasi Jantung Paru (CPR)

Bila korban tenggelam tindakan pertama adalah membawa korban ke tempat yang aman (dapat dilakukan dalam air jika jarak ke kapal/darat jauh) dan periksa pernapasan. Bila tidak bernapas lakukan bantuan napas mulut ke mulut. Berikan awalan dua hembusan kemudian satu hembusan tiap lima detik. Panggil orang lain untuk menolong/ memanggil ambulan.  Setelah memberikan bantuan napas, periksa denyut nadi. Bila tidak terdapat denyut nadi maka harus dilakukan kompresi jantung dari luar.  Kompresi jantung dari luar harus dilakukan harus dilakukan oleh orang ahli/mengetahui cara. Seorang penyelam diharuskan mengetahui hal ini. Kompresi jantung dikombinasikan dengan pemberian napas mulut ke mulut. Berikan awalan dua hembusan dengan 30 kompresi. untuk penolong dua orang, awalan dua hembusan, dan 15 kompresi kemudian diulang sampai 3 siklus (hembusan + napas). Cek keefektifan kompresi dengan meraba nadi.

Sumber pustaka :

1.    Pelatihan dasar-dasar keamanan air bagi pengawas kolam renang (life guard) se-DIY oleh: Ermawan Susanto FIK Universitas Negeri Yogyakarta
2.    Petunjuk Umum selam olahraga oleh: Dewan Instruktur Selam Indonesia








MENGATASI KEADAAN DARURAT
DALAM KEGIATAN RENANG DAN SELAM
Keadaan darurat kemungkinan dapat terjadi pada setiap kegiatan olah raga air dalam hal ini dalam kegiatan renang maupun selam.  Secara umum masalah yang terjadi dalam aktivitas renang/selam terbagi atas :
1.     Masalah alam (Cuaca, keadaan medan dll)
2.     Masalah dari diri sendiri (Fisik, mental, pengetahuan keterampilan dll)
3.    Masalah dari makhluk lain (binatang dan tumbuhan)

Masalah umum yang terjadi  akibat pengaruh cuaca
a.    Kedinginan/Hypotermia
      Kedinginan diakibatkan oleh hilangnya panas tubuh.  Hilangnya kesadaran secara tiba-tiba, bahkan kematian mendadak dapat terjadi setelah seseorang masuk ke air yang dingin.  Berenang atau menyelam terlalu lama di air yang dingin dapat menyebabkan hilangnya kesadaran bila suhu tubuh berkurang secara tiba-tiba.  Pemakaian pakaian selam yang sesuai sangat diperlukan, apalagi daerah perairan yang dingin atau penyelaman dalam. Kedinginan yang amat sangat akan berakibat kelelahan karena metabolisme tubuh banyak dipakai untuk menghasilkan panas. Bila terjadi dalam air, hentikan penyelaman dan naik ke permukaan lalu istirahat. Pulihkan suhu badan dengan menghangatkan tubuh.
b.    Terbakar matahari/sunburn
      Disebabkan karena sengatan sinar matahari.  Dapat menyebabkan pingsan akibat dehidrasi.  Untuk menghindari diri dari terik matahari diperlukan pakaian yang dapat meredam panas.Pada saat snorkeling juga dapat tertimpa terik panas matahari. Gunakan vaselin pelindung kulit karena panas dapat melindungi kulit. Panas juga dapat meningkatkan metabolisme sehingga tenaga penyelam cepat habis. Gunakan sunblock, semakin tinggi angka UVF semakin efektif, tetapi gunakanlah sunblock waterproof.  Jika terjadi kondisi sunburn segera membawa korban ke area teduh, memberi kompres air dingin dan minum air untuk mengurangi gejala dehidrasi.
c.    Heat stroke
      Suhu badan yang meningkat, kulit kering, napas cepat dan pendek mengakibatkan heat stroke dan biasanya diawali dengan heat exhaustion. Gejalanya adalah gelisah, pucat, mual, berkeringat dan denyut nadi lemah. Untuk menghindari ini berlindung di tempat teduh, pemakaian perahu kapal yang ada tempat berteduh sangat efektif. Minum air untuk mencegah dehidrasi jika waktu menyelam masih lama. Gunakan pakaian yang tidak menyerap panas (yang baik berwarna putih). Dapat pula dicegah dengan membasahi topi atau rambut dengan air.   Jika terlanjur mengalami heat stroke penanganannya hampir mirip dengan penanganan pada kasus sunburn.

TINDAKAN PENYELAMATAN PADA KEGIATAN RENANG
Setidaknya ada tindakan preventif apabila terjadi kecelakan di air seperti tenggelam.  Untuk itu  terdapat beberapa sikap renang dari  penolong yang selalu disesuaikan dengan cara memegang korban. Cara memegang korban pada saat menolong ada 4 macam antara lain:
a) Pegangan pada rambut
Pegangan pada rambut, dilakukan dengan satu tangan, apabila pegangan dilakukan dengan tangan kiri, maka si penolong berada di sebelah kiri korban. Dan membawanya ketepi kolam dengan menggunakan gaya dada atau gaya bebas menyamping. Usahakan posisi korban tubuhnya terlentang, sehingga mulut dan hidungnya tetap berada di atas permukaan air, pegangan pada rambut sangat sulit dilakukan kecuali keadaan korban pingsan. Alat keadaan korban sangat sulit untuk dibawa ke pinggir.
b) Pegangan pada pelipis
Pegangan pada pelipis, dilakukan dengan pegangan dua tangan, apabila sudah
berada di belakang korban, segera pegang pelipisnya dengan dua tangan, kemudian
membawanya ke tepi kolam dengan menggunakan gaya dada dalam posisi terlentang.  Usahakan mulut dan hidung korban selalu berada di atas permukaan air. Cara menolong dengan pegangan pada pelipis korban lebih efisien dan efektif dari pada pegangan pada rambut.
c) Pegangan pada dagu
Pegangan pada dagu, dilakukan dengan dua tangan apabila posisi badan sudah
berada di belakang korban, maka usahakan tubunya menjadi terlentang, kemudian tangan memegang dagu korban dan segera dibawa ke tepi kolam dengan gerakan gaya dada terlentang. Cara menolong korban dengan pegangan pada dagu keuntungannya sama dengan seperti pada pegangan pelipis.
d) Pegangan pada dada
Pegangan pada dada, dilakukan dengan cara merangkul dada korban dengan satu tangan. Apabila merangkul tangan kiri maka posisi tubuh Anda berada di sebelah kiri korban, kemudian bergerak mebawa korban ke tepi kolam dengan gerakan gaya dada menyamping, cara menolong ini kurang efisien karena banyak menghabiskan tenaga dan sangat sulit jika korbannya tidak tenang.


Cara Menolong yang Efisien dan Efektif untuk Penyelamatan di Kolam

Adanya kondisi darurat di area kolam terkadang menyebabkan kepanikan yang terkadang membuat tindakan penyelamatann menjadi terlambat.  Oleh karena itu dibutuhkan tindakan pertolongan lebih efisien dan efektif dengan mempergunakan alat bantu.   Alat bantu yang dipergunakan ada 4 macam, yaitu: (1) Tongkat, (2) Tambang Plastik, (3) Ban, (4) Pelampung.

a) Tongkat
Alat bantu yang pertama yang harus selalu ada kegiatan renang berlangsung adalah sebuah tongkat yang panjangnya 1 meter dan garis tengahnya 2 cm. Digunakan apabila ada peristiwa mendadak dan korban membutuhkan pertolongan, dimana posisinya dekatsehingga  tinggal menyodorkan tongkat tersebut supaya dapat Dipegang dan menarik korban ke tepi kolam.

b) Tambang Plastik
Alat bantu yang kedua adalah tambang plastik, yang panjangnya 5 meter dan
besarnya sedang.  Cara penggunaannya sama dengan tongkat dimana tambang dilemparkan kepada korban dan ujung tambang dipegang oleh orang yang berada di tepi kolam. Alat bantu tambang dipergunakan apabila jarak dengan korban sekitar 3-4 meter. Cara ini juga sangat efisien dan efektif.

c) Ban
Alat bantu yang ketiga adalah ban yang diikatkan pada tambang yang panjangnya
15 meter.  Cara penggunaannya apabila ada yang membutuhkan pertolongan
segera ban tersebut dilemparkan ke arah korban, beri petunjuk supaya masuk ke dalam ban, kemudian tarik ke tepi kolam. Alat bantu ini sangat efektif karena dapat
sekaligus menolong siswa 2-3 orang di tempat dalam.  Akan tetapi apabila lemparan kurang tepat penolong harus segera terjun ke dekat korban.

d) Pelampung
Alat bantu yang keempat ini berupa pelampung yang tipis atau yang bulat, diikat
dengan tambang plastik yang kecil. Kemudian diikatkan pada celana renang bila akan dibawa untuk menolong korban. Apabila pada waktu mengajar renang, tiba-tiba ada siswa yang perlu ditolong, segera mengaitkan tali pelampung ke belakang celana renang, kemudian segera melompat ke arah korban. Pelampung diberikan supaya dipegang/dipeluk. Apabila korban sudah pingsan maka pelampung disimpan di bawah leher korban.

Pertolongan Pertama pada Kecelakaan

            Dalam sejarah perkembangan olahraga renang, terdapat kemajuan pengetahuan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan. Pertolongan tersebut diberikan pada korban yang mengalami hal-hal sebagai berikut.

Pingsan
Pingsan dapat terjadi karena kelelahan saat berenang atau karena mengidap
penyakit lain seperti typhus atau penyakit ayan. Pertolongannya adalah sebagai berikut, siswa dibaringkan di tempat yang aman, teduh dan kering. Posisi tubuh terlentang kepada dimiringkan pakaian renang dikendurkan dibagian yang menghambat pernapasan dan pada pernapasannya diberikan minyak cologne. Pertolongan pertama pada korban yang tenggelam adalah sebagai berikut:
a. Baringkan tubuh korban dalam posisi terlentang serta kepala menghadap ke belakang
b. Berikan napas buatan dengan meniupkan udara napas pada mulut korban.
c. Miringkan kepala korban dan buka mulut korban dengan jari-jari tangan anda
d. Dalam posisi miring periksa denyut nadi korban pada bagian leher
e. Periksa mata korban
f. Lakukan napas buatan yang kedua dengan menekan tulang rusuk dada bagian bawah berulang kali.
g. Apabila napas korban sudah normal, ubah posisi terlentang menjadi telungkup kepala dimiringkan.
h. Apabila PPPK yang Anda lakukan belum juga berhasil, segera bawa ke dokter atau rumah sakit terdekat.

Kram
Kram sering dialami oleh siswa yang sedang belajar renang, terjadi akibat gerak renang yang melelahkan otot. Kram juga dapat terjadi akibat suhu dingin dan kekurangan cairan garam di dalam tubuh. Yang paling parah bila terjadi kram
perut, apabila terjadi kram perut pada siswa saat belajar renang tidak ada alternatif lain segera dibawa ke dokter.


TINDAKAN PENYELAMATAN PADA KEGIATAN SELAM
Apabila melihat rekan selam mengalami kesulitan di dalam air sesegera mungkin memberikan pertolongan dengan terlebih dahulu mengamati kesulitannya. Yang perlu diperhatikan adalah penyelam yang mengalami kepanikan. Untuk itu lakukan teknik mendekati penyelam sebagai berikut:
·            Mendekati korban dengan isyarat/teriakan agar tenang.
·            Setelah dekat dengan korban katakan pesan yang menenangkan. Seperti “ Oke saya akan membantu,  kamu tenang dulu”.
·            Meraih power inflator house dan kembangkan BCD.
·            Tarik korban dari arah posis belakang dengan tetap memberikan pesan yang menenangkan.
·            Setelah dekat kapal/pantai lepaskan peralatannya.
·            Berikan bantuan untuk naik ke kapal/pantai.


Dari sekian banyak keadaan darurat yang dapat terjadi setiap kali menyelam yaitu situasi “tanpa udara” merupakan hal yang paling riskan penanggulangannya, bertahun-tahun orang memperdebatkan cara apa yang terbaik untuk dilakukan untuk menghadapi keadaan pada saat “kehabisan udara” . Pada kenyataannya, tidak ada satu carapun yang disepakati sebagai cara yang memuaskan dan memberikan jaminan keselamatan bagi penyelam. Persatuan Olah raga Selam Seluruh Indonesia, menawarkan beberapa cara atau prosedur yang dianggap “layak” untuk mengatasi keadaan  darurat tersebut.  Dimana cara untuk menghadapi keadaan darurat dapat dibedakan dalam dua kategori, yaitu :

1. Dengan ”bantuan”Menghadapi keadaan darurat penyelam dengan bantuan dibagi menjadi dua ialah :
a. Octopus Assisted Ascent (OAA)
OAA dapat dilakukan dalam hal seorang penyelam memberikan bantuan udara kepada mitranya yang kehabisan udara, melalui “extra second stage” yang lazim disebut “Octopus”. Karena cara ini relatif aman dan mudah pelaksanaanya dikarenakan masing-masing penyelam bernafas melalui sebuah “second stage” tersendiri.
b. Buddy Breathing(BB)
Di lakukan dengan cara bergantian bernafas melalui satu “second stage” dari satu regulator si penolong (donor). Hendaknya terus menerus dilakukan sambil naik kepermukaan secara terkendali, karena itu Buddy Breathing sering juga disebut buddy breathing ascent (BBA).

2.        Dengan “Berdikari”
Cara menghadapi keadaan darurat yang terjadi dalam penyelaman, khususnya kehabisan udara, mungkin harus dilakukan sendiri oleh penderita, dalam hal ini tidak ada lagi mitra yang bisa dimintai bantuan.
a. Emergency Swimming Ascent (ESA)
Ini adalah cara menghadapi keadaan darurat secara berdikari yang terpenting dimana si penyelam yang kehabisan udara berenang kepermukaan secara terkendali sambil terus menerus menghembuskan udara keluar, untuk menjaga agar tidak terjadi pengembangan paru-paru yang berlebihan.
b. Buoyancy Ascent (BA)
Adalah prosedur “berdikari” pilihan terahkir. Dilakukan dengan cara membuang Weight belt dan menggunakan daya apung positif yang diperoleh dengan mengembangkan BC di kedalaman. Buoyency ascent dipraktekan jika penyelam serius melakukan bahwa ia tidak mungkin dapat mencapai permukaan dengan berenang. Buoyency ascent dari kedalaman sangat berbahaya karena ada kemungkinan gerak laju kepermukaan akan menjadi tidak terkendali. Buoyency ascent ini sering disebut juga emergency atau exhaling buoyency ascent.


Resusitasi Jantung Paru (CPR)

Bila korban tenggelam tindakan pertama adalah membawa korban ke tempat yang aman (dapat dilakukan dalam air jika jarak ke kapal/darat jauh) dan periksa pernapasan. Bila tidak bernapas lakukan bantuan napas mulut ke mulut. Berikan awalan dua hembusan kemudian satu hembusan tiap lima detik. Panggil orang lain untuk menolong/ memanggil ambulan.  Setelah memberikan bantuan napas, periksa denyut nadi. Bila tidak terdapat denyut nadi maka harus dilakukan kompresi jantung dari luar.  Kompresi jantung dari luar harus dilakukan harus dilakukan oleh orang ahli/mengetahui cara. Seorang penyelam diharuskan mengetahui hal ini. Kompresi jantung dikombinasikan dengan pemberian napas mulut ke mulut. Berikan awalan dua hembusan dengan 30 kompresi. untuk penolong dua orang, awalan dua hembusan, dan 15 kompresi kemudian diulang sampai 3 siklus (hembusan + napas). Cek keefektifan kompresi dengan meraba nadi.

Sumber pustaka :

1.    Pelatihan dasar-dasar keamanan air bagi pengawas kolam renang (life guard) se-DIY oleh: Ermawan Susanto FIK Universitas Negeri Yogyakarta
2.    Petunjuk Umum selam olahraga oleh: Dewan Instruktur Selam Indonesia








1 komentar:

  1. kalau bisa postingan nya jangan di copas gan , jadi ada putih gitu deh :D hehehe
    tapi keren artikelnya gan.
    keep posting ya gan
    jangan lupa mampir ke www.asikbookie.com ya gan
    terima kasih :)

    BalasHapus